Ekonomi
Trending

Dukung Pertumbuhan Ekonomi, BI Ajak Masyarakat Lebih Banyak Belanja

Sumber Foto: Freepik

JAKARTA – Bank Indonesia baru-baru ini mengajak masyarakat Indonesia agar lebih banyak berbelanja hingga akhir tahun 2024. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas 5 persen. Sebab, konsumsi masyarakat masih menjadi mesin utama dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Manajer Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Farisan Aufar meyakini perekonomian tetap menunjukkan ketahanan meski sedang terjadi gejolak secara global.

Ia lantas mencontohkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada semester I tahun 2024 masih berada di atas 5 persen, lebih tepatnya tumbuh sebesar 5,08 persen.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi di triwulan II tahun 2024 mencapai 5,05 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023.

“Jadi kami harap teman-teman lebih banyak spending (belanja) karena spending is helping (membantu) di ekonomi,” ungkap Farisan dalam YouTube Bank Indonesia, dikutip MBKPOS.com, Kamis (2/10/2024).

Farisan juga mengajak masyarakat untuk tetap optimis karena pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah cukup baik dan diproyeksikan akan terus membaik ke depannya.

Terutama, dengan adanya dukungan dari kebijakan moneter Bank Indonesia serta kebijakan fiskal yang diterapkan oleh pemerintah.

Namun, Farisan menekankan bahwa pada semester II tahun 2024 ini, pihaknya tetap mewaspadai dampak rambatan konflik global terhadap perekonomian domestik.

Ia menyebutkan bahwa saat ini Bank Indonesia dan pemerintah terus berkoordinasi untuk melindungi Indonesia dari pengaruh negatif ekonomi global.

“Tadi disampaikan kalau misalnya banyak belanja itu bener banget karena pertumbuhan ekonomi Indonesia itu di-drive (disokong) konsumsi rumah tangga,” ungkapnya.

Selain itu, Farisan juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024 berada di kisaran 4,7 persen hingga 5,5 persen.

Menurutnya, laju pertumbuhan ini cukup baik jika dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan regional Indonesia.

Dari sisi inflasi, Indonesia memiliki inflasi yang rendah dan terbilang baik jika dibanding inflasi negara maju yang berada di kisaran 3 persen.

“Mungkin dari nilai tukar itu akan terus dikalibrasi oleh Bank Indonesia, harapannya kondisi global semakin membaik sehingga pertumbuhan semakin tinggi,” tutur Farisan.

Ia juga berharap, “Semoga kedepannya kondisi global juga menuju perbaikan, semakin kondusif sehingga pertumbuhan ekonomi jauh lebih tinggi lagi ke depan.”

Sementara itu untuk komponen inflasi, inflasi inti yang mencerminkan daya beli masyarakat dinilainya berada dalam kondisi yang baik, yakni tumbuh 1,95 persen secara tahunan di Juli 2024.  Namun, inflasi pangan sempat mengalami peningkatan yang disebabkan oleh faktor musiman dan kendala cuaca.

“Kenapa biasanya kalau di akhir periode atau di akhir tahun itu harga-harga suka naik itu karena mereka masuk ke musim penghujan,” jelas Farisan.

“Bisa juga karena ada gagal panen atau misalnya ada kendala-kendala lain yang tidak bisa teratasi dengan baik,” imbuhnya.*

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button