Religi

Pandangan Islam tentang Cara Menahan Amarah untuk Hidup Lebih Tenang

Sumber: Pixabay

JAKARTA – Akhir-akhir ini, insiden kekerasan akibat kemarahan atau emosi yang tak terkendali semakin sering terjadi di Indonesia. Mengapa orang begitu mudah marah? Dalam psikologi, kondisi mudah marah ini dikenal dengan istilah iritabilitas, yang menggambarkan ketidakmampuan seseorang untuk mengelola atau mengendalikan amarahnya secara tepat.

Lalu, bagaimana pandangan Islam mengenai orang yang mudah marah? Islam menegaskan pentingnya mengendalikan amarah dan emosi. Hal ini karena kemarahan bisa menimbulkan dampak buruk yang membahayakan, bahkan berpotensi mengancam nyawa orang lain.

Dalam Al-Qur’an Q.S Ali Imran ayat 133-134, dterangkan bahwa manusia yang mampu menahan nafsu amarah dalam hatinya, maka kelak di akhirat Allah akan memuliakannya. Dan orang yang mampu menahan diri dari amarah, termasuk orang yang bertakwa.  Allah berfirman;

وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ (١٣٣) الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

Artinya: “Bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya, dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.”

Bagaimana Cara Meredam Emosi dan Amarah dalam Islam?

Tak bisa dipungkiri, Emosi adalah bagian alami dari kehidupan manusia, namun emosi yang tidak terkendali dapat berdampak buruk pada kehidupan kita. Dalam Islam, pengendalian emosi menjadi aspek penting dalam menjalani hidup yang seimbang dan bermakna. Islam memberikan panduan untuk mengelola emosi dengan bijaksana:

  1. Ketika seseorang tengah marah, dalam salah satu hadits Rasulullah menganjurkan berwudhu saat marah, karena emosi yang tak terkendali bisa berdampak buruk. Amarah bisa memicu dendam yang berujung pada hal fatal, seperti kekerasan atau masalah hukum. Dalam sebuah riwayat yang bersumber dari Imam Ahmad dan Abu Daud, Nabi bersabda;

اِنَّ الْغَضَبَ مِنَ الشَّيْطَانِ وَالشَّيْطَانُ خُلِقَ مِنَ النَّارِ وَاِنَّمَا يَطْفَاُ بِالْمَاءِ النَّارُ. فَاِذَا غَضَبَ اَحَدُكُمْ فَالْيَتَوَضَاءْ

Artinya: “Sesungguhnya marah itu dari setan dan setan diciptakan dari api sementara api akan padam ketika terkena air. Maka jika diantara kalian ada yang marah maka berwudu’lah.”

  1. Membaca taawwudz. Ketika emosi tak terkendali seorang Muslim dianjurkan untuk mengucapka ‘adzubillahi minas syaithonir rojim’. Ucapan ini sebagai upaya memohon pertolongan pada Allah, agar emosi yang hadir dalam hati bisa terkontrol, dan tidak menimbulkan dampak yang lebih besar lagi. Ini sebagaimana dalam hadits yang bersumber dari Imam At-Thabrani,

لَوْ يَقُوْل اَحَدُهُمْ اِذاَ غَضَبَ اَعُوْذُباللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ ذَهَبَ عَنْهُ غَيْظُهُ

Artinya; “Jika salah satu mereka sedang marah lalu mengucap auudzu billahi minasy syaitoonir rojiim maka hilanglah marahnya.”

  1. Berdoa dan mengingat Allah. Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa orang yang beriman akan merasa tenang dengan mengingat Allah. Saat emosi meningkat, berdzikir, berdoa, dan membaca Al-Qur’an bisa menenangkan hati dan pikiran.Saat merasakan emosi yang kuat, mengingat Allah melalui dzikir, doa, dan membaca Al-Qur’an dapat membantu menenangkan pikiran dan hati.

يَقُوْلُ اللّٰهُ اِبْن اَدَمَ اُذْكُرْنِی حِيْنَ تَغْضَب اَذْكُرُكَ حِيْنَ اَغْضَب

Artinya; “Allah berfirman: “Wahai anak Adam, ingatlah kepada-Ku saat engkau marah, Aku akan mengingatmu saat Aku marah.”

  1. Mengendalikan diri. Mengendalikan diri menjadi keterampilan emosional yang penting untuk menjaga hubungan yang sehat dengan orang lain. Ketika Anda merasa marah, hentikan diri sejenak dan ambil napas dalam-dalam. Menghirup udara dan menghembuskan napas secara perlahan dapat membantu menenangkan sistem saraf. Dalam sebuah riwayat Bukhari Muslim, Rasulullah bersabda, tentang pentingnya mengendalikan diri saat marah. Pasalnya, orang melakukan yang demikian termasuk orang yang kuat.

Nabi bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ

Artinya; “Dari Abu Hurairah, semoga Allah meridhainya, bahwa Rasulullah saw bersabda: “Bukanlah orang yang kuat itu karena kekuatan fisik. Sesungguhnya yang kuat adalah orang yang dapat mengendalikan dirinya saat marah.”

  1. Membaca doa. Salah satu cara yang dianjurkan Islam untuk mengatasi marah adalah dengan berdoa. Dalam Islam, membaca doa saat marah tidak hanya memberikan jalan untuk mengungkapkan emosi, tetapi juga dapat membantu individu untuk mengendalikan diri, menemukan kedamaian, dan mempererat hubungan spiritualitas dengan Allah. Adapun doa yang bisa dibaca ketika marah sebagaimana dijelaskan Rasulullah dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim;

كُنْتُ جَالِسًا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرَجُلاَنِ يَسْتَبَّانِ، فَأَحَدُهُمَا احْمَرَّ وَجْهُهُ، وَانْتَفَخَتْ أَوْدَاجُهُ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” إِنِّي لَأَعْلَمُ كَلِمَةً لَوْ قَالَهَا ذَهَبَ عَنْهُ مَا يَجِدُ، لَوْ قَالَ: أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ، ذَهَبَ عَنْهُ مَا يَجِدُ “

Artinya; “Aku sedang duduk bersama Nabi SAW dan dua orang sedang saling berbicara. Salah satu dari mereka memiliki wajah yang merah dan pipinya membengkak. Kemudian Nabi saw bersabda: ‘Sesungguhnya aku mengetahui sebuah kalimat, jika dia mengucapkannya, semua kesulitan yang dia alami akan lenyap. Kalimat itu adalah: ‘A’udhu billahi minash-shaitanir rajim (Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk).’ Maka semua kesulitan yang dia alami akan lenyap.” (Pr/dbs)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button