Oleh Soleh Minta Komdigi Terbitkan Permen Pembatasan Penggunaan Gadget Demi Wujudkan Generasi Cerdas

JAKARTA – Komisi I DPR RI menggelar rapat perdana bersama Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Senayan, Jakarta, pada Selasa (5/11/2024).
Dalam rapat tersebut, Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PKB, Oleh Soleh, menyoroti berbagai isu, terutama mengenai dampak negatif dari penggunaan gawai dan internet berlebihan oleh anak-anak untuk bermain game online.
Meskipun begitu, dampak negatif dari pemakaian gadget dan internet secara berlebihan tidak hanya dialami oleh anak-anak, melainkan juga kelompok usia lainnya.
Oleh Soleh menjelaskan, bahwa berdasarkan informasi yang ia dapat, tercatat ada 3.000 anak di Jawa Timur yang menjalani terapi di rumah sakit jiwa (RSJ) akibat kecanduan gawai dan game online.
Selain itu, beberapa perusahaan telah memutus kontrak pekerja dari generasi milenial dan Z karena dinilai produktivitas, loyalitas, serta pola kerja mereka tidak sesuai standar.
“Konon itu setelah di-spill, mereka adalah akibat dari banyaknya main game (online),” ungkap Oleh Soleh
Di samping itu, Soleh menyampaikan bahwa dirinya menerima aspirasi dari para kiai dan pendidik PAUD yang merasa resah dengan perilaku anak-anak saat ini. Menurutnya, kondisi anak-anak kini lebih sulit diarahkan dan bahkan cenderung melawan.
“Itu akibat mereka kecanduan main game online gitu,” tuturnya.
Dengan situasi ini, ia menyarankan kepada Menteri Komdigi, Meutya Hafid, untuk segera membuat peraturan menteri (Permen) yang membatasi penggunaan gadget dan internet bagi anak-anak.
Jika memungkinkan, pembatasan ini juga sebaiknya diterapkan kepada anak-anak yang bersekolah di tingkat SMP maupun SMA.
“Dalam regulasi dalam (program) jangka pendek barangkali bisa sesegera mungkin mengeluarkan Peraturan Kementerian. Regulasi terhadap perlindungan korban dari aspek negatif (dunia digital), pornografi online dan yang lain-lain. Ini harus segera mungkin terutama bagi anak-anak,” ujarnya.
Selain ia mengatakan bahwa masalah ini perlu segera ditangani karena berkaitan dengan program Presiden Prabowo Subianto mengenai peningkatan Intelligence Quotients atau IQ bagi generasi penerus.
“IQ anak-anak kita di angka 70 sampai 80. Program Pak Prabowo ingin di atas 100. Kalau anak terus dicekoki oleh media-media online yang negatif, rasa-rasanya ini juga tidak akan ada manfaatnya,” ucapnya.
“Begitu juga program makan bergizi gratis akan percuma karena sesungguhnya main game online atau pun yang lain-lain ini akan merusak kepribadian dan bahkan mental itu sendiri, selanjutnya pembatasan penggunaan gadget dan internet ini harus dilandasi dengan niat untuk memberikan perlindungan pada anak bangsa untuk menyongsong Indonesia Emas 2045” tambahnya. (yk/dbs)