Lintas APH

Chappy: Pentingnya AI untuk Pertahanan Udara

Sumber Foto: Istimewa

JAKARTA – Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim menegaskan bahwa pengembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) di TNI AU untuk pertahanan udara merupakan sebuah keharusan.

“Kita sudah tidak bisa menghindar karena itu kemajuan zaman, kemajuan teknologi yang menuntut setiap negara untuk berbenah diri berhadapan dengan tantangan ke depan,” kata Chappy, Jakarta, Selasa (17/12/2024).

Chappy, yang menjabat KSAU pada 2002-2005, menyatakan bahwa penggunaan teknologi AI dan siber mencerminkan eskalasi perkembangan teknologi dalam dunia peperangan. Banyak negara besar telah mengadopsi teknologi ini untuk memperkuat kemampuan militer mereka.

Kemajuan di bidang AI dan siber telah melahirkan berbagai alutsista berbahaya, seperti pesawat nirawak (drone) dan serangan siber. Jika Indonesia terlambat mengadopsi teknologi tersebut, hal ini bisa menjadi ancaman serius, terutama bagi pertahanan udara.

Meski begitu, Chappy mengingatkan bahwa sebelum melangkah lebih jauh dalam pengembangan AI, TNI perlu terlebih dahulu menyiapkan konsep pertahanan nasional yang matang.

Dengan konsep yang jelas dan terstruktur, penguatan berbagai lini pertahanan akan lebih mudah dilakukan sesuai kebutuhan dan kesepakatan bersama.

“Konsep pertahanan nasional disusun, ditata dengan detail terlebih dahulu, baru kita bisa bicara yang lain lain, karena itu subsistem. Kita harus punya pedoman utama,” kata Chappy.

Sebelumnya, Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama TNI Ardi Syahri mengatakan TNI AU akan mengembangkan teknologi pertahanan AI pada tahun 2025.

“Peralatan-peralatan teknologi terkini yang mendukung siber dan AI itu juga masih belum terlalu lengkap. Teknologi itu akan dipenuhi pada 2025 berdasarkan evaluasi tahun 2024,” kata Ardi, Rabu (11/12/2024).

Menurut Ardi, TNI AU telah mulai mengembangkan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk menjaga keamanan wilayah udara pada tahun 2024. Namun, upaya tersebut dinilai belum optimal karena masih membutuhkan pendanaan untuk pengadaan teknologi di sektor pertahanan. Salah satu kebutuhan yang mendesak adalah penyediaan fasilitas teknologi di Skuadron Pendidikan 506, Bogor, Jawa Barat.

“Seperti laboratorium, pengadaan alat komputer dan sebagainya itu kan harus kita lengkapi,” kata Ardi.

Ia menyebutkan bahwa pengembangan teknologi AI untuk sektor pertahanan telah berjalan dengan baik sepanjang tahun 2024. Hal ini terbukti dari penggunaan AI dalam operasi pertahanan saat pelaksanaan Latihan Bersama Angkasa Yudha 2024 yang digelar belum lama ini.

Ardi menegaskan bahwa TNI AU berkomitmen serius untuk mengembangkan teknologi AI di bidang pertahanan guna mendukung tugas dalam menjaga kedaulatan wilayah Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button