Komisi V DPR RI Harap Operasional Stasiun Karawang Dongkrak Penumpang Kereta Cepat

JAKARTA – Stasiun kereta cepat Whoosh di Karawang resmi mulai melayani penumpang kemarin, Selasa (24/12/2024). Pengoperasian Stasiun Karawang ini diharapkan dapat membantu mencapai target harian jumlah penumpang Whoosh yang saat ini masih di bawah rata-rata.
“Kami menyambut baik pengoperasian Stasiun Karawang yang sempat tertunda karena akses pendukungnya belum siap. Kami berharap pengoperasian Stasiun Karawang untuk kereta cepat ini membantu mendongkrak jumlah penumpang Whoosh yang masih di bawah target harian,” ungkap Wakil Ketua Komisi V DPR RI Syaiful Huda, Selasa (24/12/2024).
Sebagai informasi, kereta cepat Whoosh memiliki empat stasiun yaitu Stasiun Halim, Stasiun Karawang, Stasiun Padalarang, dan Stasiun Tegalluar.
Namun, sejak resmi beroperasi pada 17 Oktober 2024, hanya tiga stasiun yakni Halim, Padalarang, dan Tegalluar yang melayani penumpang. Sementara itu, Stasiun Karawang belum beroperasi karena akses jalan menuju stasiun belum tersedia.
Huda menyebutkan bahwa target penumpang harian kereta cepat rute Jakarta-Bandung dipatok sebanyak 29.000-31.000 orang per hari. Namun, hingga kini jumlah rata-rata penumpang harian kereta Whoosh baru mencapai 18.000-19.000 orang.
“Meskipun trennya saat ini terus naik namun masih jauh di bawah target yang ditetapkan oleh pemerintah sehingga hal ini berpengaruh pada efektifitas operasional kereta cepat whoosh,” ungkapnya.
Dengan beroperasinya Stasiun Karawang, Huda optimistis akan ada peningkatan jumlah penumpang harian. Berdasarkan kajian Universitas Indonesia yang menjadi acuan PT KAI, diperkirakan akan ada tambahan penumpang sebesar 3.000-4.000 orang jika Stasiun Karawang beroperasi penuh.
“Tentu jumlah yang cukup lumayan jika benar-benar terwujud,” ungkapnya.
Menurut politisi PKB tersebut, jumlah penumpang merupakan indikator utama untuk menilai efektivitas kereta cepat pertama di Asia Tenggara ini.
Ia menambahkan bahwa pembangunan kereta cepat Whoosh memiliki empat tujuan utama, yaitu mengurangi kemacetan lalu lintas Bandung-Jakarta, meningkatkan konektivitas antara Jakarta, Bandung, dan wilayah sekitarnya, mendorong pertumbuhan ekonomi dan pariwisata, serta menjadi simbol modernisasi transportasi di Indonesia.
“Keempat tujuan tersebut salah satu indikator utamanya adalah jumlah penumpang Whoosh. Kalau jumlahnya penumpangnya sedikit maka berarti Whoosh ini tidak efektif,” ungkapnya.
Huda juga berharap operasional Stasiun Whoosh di Karawang dapat memberikan dampak positif terhadap perekonomian di sekitar stasiun.
Ia mendorong masyarakat untuk memanfaatkan peluang dengan menyediakan barang dan jasa bagi penumpang di Stasiun Karawang.
“Ke depan Pemkab bisa memanfaatkan akses Whoosh di Karawang untuk meningkatkan kunjungan ke destinasi wisata di Karawang dan sekitarnya. Dengan demikian tujuan Whoosh untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan wisata tercapai,” pungkasnya. (YK/dbs)






